Minggu, 22 April 2012

Cinta itu seperti Ice cream

Cinta???
Itu Makanan apa ya? Hmm kaya’nya itu semacam Ice Cream (hehehe)
Ya...Cinta itu seperti Ice cream, Kemarin sempat dengar kata dari salah satu Ustadz terkenal Beliau mengibaratkan “cinta” seperti “Tiramissu rasa coklat” tapi kebetulan aku suka ice cream jadinya aku ibaratkan cinta itu seperti “ice cream” hmm kok bisa ya? Mau tau? Kasih tau gak ya? Hehe





Ngomongin masalah “Cinta” itu sepertinya gag ada endingnya, Banyak teman-teman yang  curhat masalah “pacar” nya, Yang sering menimbulkan ke “galau”an, wah sebenarnya masalah “percinta’an” masih sangat tidak Urgent untuk dibicarakan sekarang, karena masih ada hal lain yang lebih penting yang harus dibicarakan. Virus Merah Jambu itu memang kerap dan seringkali Menjangkiti hati, kalau tidak di tangkis dia akan bermutasi menjadi virus yang lebih berbahaya lagi (naudzubillah). Kalau bicara masalah cinta-cinta’an, pacaran, dsb  Alhamdulillah semenjak menjadi aktivis dakwah (ciee ngaku-ngaku) aku berusaha menjauhinya, berusaha untuk tidak terlibat di dalamnya. sungguh masih banyak yang harus aku perbaiki pada diriq sendiri, aku belum ada apa-apanya, gelar “Wanita Sholehah” rasanya belum pantas untuk ku dapatkan, karena amalan yang aku perbuat sungguh sangatlah sedikit. Tapi gak berarti juga aku ga normal (ga suka ma cowok), gilaaa...sumpah saya masih suka ma cowok apalagi yang baik hati, ganteng, sholeh, rajin menabung, tidak sombong, sayang sama ortunya (hehehehe ceiilllleehh) . Yang aku lakukan hanyalah hal yang sederhana, tegas pada hati dan diri sendiri. Bahwa tidak ada yang namanya “pacaran” sebelum “MENIKAH” .
Ga ada yang salah sama cinta, yang salah adalah cara kita merespon perasaan itu. Kalo di ibaratkan kita lagi shaum di bulan ramadhan, terus ada yang mendadak memberi kita eskrim pada siang hari. Orang yang memberi maupun  menerima eskrim itu ga salah kan? Nah, sekarang tinggal bagaimana sikap kita ke es krim itu. Kalo kita langsung makan pas orang itu ngasih (di siang hari), maka kita cuma dapet dosa dan shaumnya otomatis batal. Kalo kita memutuskan untuk memakannya saat berbuka tapi eskrim itu selalu kita bawa kemana-mana atau tidak disimpan dengan benar, maka saat kita memakan eskrim saat berbuka tentu saja tidak enak karena sudah dipastikan akan cair dan tidak enak lagi untuk dimakan. Kalo kita taro/simpen eskrim itu di lemari es, tapi kita kita membuka pintu lemari es agar memastikan tidak ada orang lain yang mengambilnya, otomatis juga bekunya ga akan maksimal, pastinya eskrim agak sedikit meleleh, ga akan nikmatlah kalo dimakan pas buka shaum.
Nah, berbeda kalo kita simpan eskrim itu di lemari es, dengan suhu yang pas, lalu lemari es itu kita tutup dan sambil menunggu waktu buka shaum kita melakukan hal yang bermanfaat. Pas waktunya buka shaum, kita buka deh lemari esnya dan bisa menikmati eskrim tersebut. Gimana kalo eskrimnya udah ga ada? Mungkin dimakan duluan ma orang lain atau yang punyanya mengambilnya kembali? Itu berarti eskrim itu bukan rejeki kita. Disinilah prasangka baik kita digunakan. Akan ada menu buka shaum yang lebih nikmat yang akan diberikan oleh Allah. Ya seperti itulah cinta, ketika sekarang ada seseorang yang mencintai kita itu tidak salah, itu tergantung pada diri kita sendiri bagaimana merespon perasa’an itu. Hmm “semuanya akan indah pada waktunya” J
Siapa yah orang yang akan memberikan “Ice Cream” itu padaku nanti diwaktu yg tepat????
 *seketika GuBRAkkkkk,,,Ngawur nih,,,Ya mudah2n dia seseorang Yang Sholeh, yang bisa menjadi Pemimpin yang baik ^^ (cieeeee)






0 comments:

Posting Komentar